Beritain | Sukajaya, Kabupaten Bogor – Pendidikan Dasar adalah upaya suatu bangsa dalam mencerdaskan generasi penerus calon pemimpin suatu negeri, sejalan dengan pencangan program wajib belajar dari pemerintah, anak usia sekolah akan diberikan sepenuhnya hak memperoleh pengajaran. Hal tersebut merupakan pelaksanaan amanat UUD 1945 pasal 31 ayat 1.

Salah satu tuntutan perkembangan perubahan suatu daerah yang ada saat ini, fasilitas sarana pendidikan dan tenaga pengajar masih menjadi pekerjaan rumah bagi jajaran Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemendikbud).

Seperti halnya fasilitas sarana pendidikan yang terpantau oleh tim Media Beritain di SMP Satu Atap yang berada di Desa Kiara Pandak Kecamatan Sukajaya Kabupaten Bogor Provinsi Jawa barat, ini menjadi persoalan bagi para guru didik dengan terbatasnya ruang kelas yang ada, sehingga menghambat kegiatan mengajar di SMP Satu Atap Sukajaya yang harus meminjam ruang kelas SDN Kiara Pandak 01.
Dengan jumlah siswa mencapai 400 orang, SMP Satu Atap hanya memiliki bangunan dengan kapasitas 4 ruang kelas lokal termasuk ruang guru, dan ironisnya dari 11 guru didik yang ada di SMP Satu Atap hanya ada 1 guru yang berstatus PNS, yaitu Kepala Sekolah.

Harapan dari para dewan guru, Kepala Sekolah dan juga para orang tua siswa, Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah melalui Dinas terkait dapat mendorong anggaran untuk pembangunan sarana dan prasarana fasilitas ruang kelas baru untuk SMP Satu Atap Sukajaya, agar para siswa yang bersekolah di SMP Satu Atap ini bisa lebih semangat dan fokus dalam kegiatan belajar dan dengan waktu yang lebih maksimal.
Dalam wawancara tim Media Beritain dengan Kepala Sekolah Menengah Pertama Satu Atap Sukajaya menerangkan, “dengan keterbatasan ruang kelas yang ada, pihak pengurus sekolah SMP Satu Atap harus mengatur jadwal waktu belajar mengajar dengan meminjam ruang kelas dari SDN Kiara Pandak 01, agar semua siswa dapat mengikuti pembelajaran sesuai dengan waktu yang ditentukan oleh kedua pihak sekolah.

“SMP Satu Atap saat ini terdapat jumlah siswa lebih dari 400 orang, dan pada tahun ajaran baru yang akan datang mungkin jadi bertambah lebih banyak, sementara pihak sekolah tidak ada alasan untuk menolak calon siswa-siswa yang baru, dan jika ditolak mau kemana lagi mereka bersekolah sedangkan sekolah sederajat terdekat lain nya pun tidak kekurangan siswa bahkan kondisinya hampir sama kekurangan ruang kelas,” tuturnya.