Media Beritain | Kota Depok – Jelang Kongres Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) pada bulan Oktober 2022 yang akan datang, tidak sedikit suara-suara diakar rumput dari anak cucu keturunan Pejuang Republik Indonesia yang berhimpun dalam organisasi Pemuda Panca Marga (PPM) yang ikut menyuarakan kegelisahannya terkait terbelahnya organisasi kepemudaan yang cikal bakal berdirinya dari LVRI.
Titik awal berdirinya PPM ialah melalui Kongres IV LVRI, berdasarkan keputusan Kongres IV tahun 1978 Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) yang menyetujui pendirian sebuah wadah berhimpun untuk para putra-putri Veteran Indonesia beserta para keturunannya.
Wadah ini kemudian diberi nama “Pemuda Panca Marga” yang disingkat PPM, yang notabene Panca Marga adalah bagian sumpah atau kode etik LVRI.
Terbelahnya organisasi wadah berhimpun putra-putri Veteran Republik Indonesia beserta para keturunannya ini bisa dibilang mengherankan, sebab disaat figur-figur sentral dari jajaran pengurus organisasi PPM yang ikut mengisi kemerdekaan dalam demokrasi melalui partai politik dalam mengisi dan meneneruskan semangat perjuangan justru distigma memecah belah karena tidak sejalan dengan kepentingan penguasa.
Hingga pada akhirnya terbitlah surat pembekukan pengurus PPM dari tingkat pusat sampai ke tingkat pengurus daerah tanpa melalui mekanisme yang sesuai dan sejalan dengan AD/ART organisasi PPM, inilah cikal bakal terbelahnya wadah organisasi tempat berhimpun putra-putri Veteran Pejuang Indonesia.
Namun seiring berjalannya waktu, akar rumput dalam organisasi mulai memberanikan diri untuk kembali menyuarakan perihal terbelahnya wadah organisasi PPM ini, tentunya dengan niat yang tulus agar organisasi PPM ini bisa kembali Satu Komando, maka didengungkan jargon “Jaya Solid Bersatu“.
Seperti halnya yang disampaikan oleh bung Zondra
“Masalah kalau dibuka lagi satu² akan menguras pikiran dan tenaga, sekarang saatnya kita guyub sebagaimana semua kita PPM se Indonesia, 🇮🇩 bersatu dengan Satu Ketum Satu Kepemimpinan dan Satu Komando. Mungkin pernyataan sikap dari para Pengurus Markas Daerah PPM se Indonesia sangat mungkin sekali dibuat dan diviralkan, tentunya kita bentuk team nya dan kita semua menjadi agen dan penyemangat kembali untuk bersatunya PPM se Indonesia,” terangnya.
Pada kesempatan yang sama, salah satu senior PPM bung Hiro juga memberi usulan agar bisa dibuatkan daftar inventarisir masalah (DIM) untuk nantinya diberikan sebagai masukan pembahasan dalam Kongres LVRI pada bulan Oktober yang akan datang dari akar rumput organisasi PPM.
“Saran saya sekarang ini diskusi saja mana yang perlu dimasukkan dalam DIM lalu sepakat dan bawa ke DPP LVRI dan sampaikan, minta Tanda Terima supaya waktu Kongres LVRI bisa di monitor apakah DIM itu masuk dalam agenda pembahasan di Kongres LVRI, ini semua upaya kita agar membuka jalan Damai dan Bersatu dari tiap-tiap kubu di organisasi PPM ini,” terangnya.